Gejala Ruminasi

21.01.2022 0 By Putri Lubis

Ruminasi adalah keadaan di mana manusia berulang kali dan tanpa sadar meludahkan atau (lebih umum) sebagian mencerna makanan dari perutnya, sering memuntahkannya, memasaknya kembali, atau keduanya. Ruminasi umumnya terjadi setelah makan terlalu banyak. Tidak diketahui secara pasti berapa banyak orang yang menderita kondisi ini. Perawatan dapat berkisar dari obat-obatan hingga terapi perilaku. Gangguan ini paling sering terjadi pada bayi, anak-anak, dan orang dewasa yang lebih tua.

Ruminasi terjadi ketika makanan dari usus kecil dikeluarkan terlalu cepat dari lambung. Berbagai kondisi fisiologis dapat menyebabkan kondisi ini. Ini paling sering terjadi pada bayi yang lapar, tidak dapat mengendalikan nafsu makannya, atau mengalami nyeri gastronomi. Banyak bayi mengalami muntah intermiten dari bahan yang tidak dapat dicerna atau dicerna sebagian, sementara yang lain mengalami bentuk kronis dari kondisi tersebut, yang biasanya disebabkan oleh penyakit malabsorpsi. Ini juga dapat disebabkan oleh jumlah sel motilitas yang abnormal di jejunum (bagian dari usus kecil).

Gejala ruminasi bervariasi tergantung pada lokasi usus kecil di rongga perut. Di duodenum, gejalanya termasuk sakit perut, diare, kembung, mual, dan muntah. Di ileum, gejalanya meliputi kram perut, nyeri, dan perut kembung berlebihan. Selain gejala perut, mungkin juga ada rasa tidak nyaman di dada, perut bagian atas, dan rasa penuh.

Dalam kebanyakan kasus, pasien dengan kondisi tersebut tidak mengalami gejala ketika makanan yang mereka telan melewati sistem pencernaan. Tetapi dengan adanya penyakit malabsorptif yang parah, seperti penyakit celiac atau gangguan kronis pada usus besar, pasien mengalami gejala seperti regurgitasi, mual, muntah, perut kembung, sakit perut, sembelit, perut kembung, ketidaknyamanan perut, kram perut, gas. , diare, sakit perut, dan/atau kram perut.

Seseorang yang menderita ruminasi masih bisa makan dengan normal dan melakukan aktivitas normal. Beberapa orang bahkan dapat berolahraga tanpa gejala. Namun, individu yang mengalami gejala harus mencari perhatian medis karena gejala tidak selalu berhubungan dengan kondisi lain. Gangguan lain, seperti kolitis ulserativa, pankreatitis kronis, atau penyakit Crohn, dapat menyebabkan gejala yang sama.

Ada beberapa obat dan faktor psikososial yang menyebabkan gejala. Ini termasuk stres dan kecemasan. Makan berlebihan dan kelebihan berat badan. Depresi, body shaming artinya, trauma emosional, kehilangan orang yang dicintai, dan penggunaan obat perangsang (kokain, metamfetamin, dan heroin) adalah contoh faktor psikososial yang menyebabkan gejala.

Anak-anak seringkali lebih mungkin mengalami kondisi ini jika mereka tidak diberi nutrisi yang cukup, yang mereka peroleh dari makanan mereka atau dari ASI ibu mereka. Terkadang, gejalanya bisa disebabkan oleh kekurangan gizi, tetapi anak-anak juga bisa mengalami kondisi tersebut karena kekurangan gizi. Stres juga bisa menjadi faktor pemicu, meski gejalanya biasanya tidak terjadi pada anak kecil.

Orang yang menderita ruminasi perlu menyadari gejalanya, pemicunya, dan perawatannya. Karena sifat kompleks dari kondisinya, dokter dan psikolog tidak dapat menyembuhkan pasien perenungan; namun, mereka dapat membantu mereka mengelolanya dan mengendalikannya.

Gejala ruminasi seringkali sulit dikenali oleh pasien. Gejala yang paling umum termasuk mulas, gas, perut kembung, dan perut kembung. Selain itu, kondisi ini dapat mempengaruhi kemampuan pasien untuk berkonsentrasi, dan mereka mungkin mengalami sakit perut. Gejala lain yang mungkin dialami pasien termasuk sakit kepala, gangguan ingatan, dan depresi. Orang yang mengalami gejala harus mencari perhatian medis sesegera mungkin.

Alasan mengapa seseorang memiliki kondisi tersebut mungkin tidak jelas. Dokter sering mencoba untuk menentukan apakah kondisi tersebut merupakan kondisi psikologis atau fisik dan apakah penyebabnya adalah psikososial atau fisik. Jika kondisinya psikososial, langkah pertama mungkin untuk mengidentifikasi pemicu pada individu dan mencoba untuk menentukan apakah gejala yang berhubungan dengan depresi, trauma emosional, stres, atau stres.

Tanda-tanda fisik dari kondisi ini meliputi: sakit perut, perut kembung, perut kembung, mual, dan gas. Tanda-tanda psikologis meliputi: depresi, kecemasan, dan kelelahan. Individu juga dapat mengembangkan insomnia. Untuk mendiagnosis kondisi tersebut, dokter dapat melakukan tes fisik, seperti tes darah atau rontgen. Tes darah dapat membantu dokter menentukan apakah individu tersebut mengalami defisiensi nutrisi, defisiensi vitamin, anemia, atau malabsorpsi.

Obat-obatan yang digunakan dalam pengobatan gejala meliputi: antidepresan, pencahar, dan enema. Obat yang paling efektif termasuk obat yang meningkatkan jumlah cairan di perut, seperti simetidin dan indometasin. Obat lain yang dapat diambil untuk gejala termasuk, clonidine, yang membantu mengurangi tekanan di perut, dan senna.